21 November 2016

Kala Pioli selamat dari baptisan api


Stefano Pioli berlari masuk ke lapangan hijau dengan suka cita sepenuh hati usai pertandingan mendebarkan di Giuseppe Meazza, Minggu (21/11) dini hari tadi. Di pertandingan pertamanya sebagai pelatih Internazionale, mantan pelatih Lazio ini berhasil lolos melewati “pembaptisan api” yang disiapkan oleh rival sekota AC Milan di pekan ketigabelas Serie A. Gol telat Ivan Perisic di menit ke-90+2 menutup pertandingan dengan skor imbang 2-2, sekaligus mengakhiri salah satu dari puluhan episode Derby della Madonnina yang acap kali menghibur dan mendebarkan, baik secara taktis maupun dramatis.

Kedua tim bisa dibilang menurunkan formasi terbaiknya, meskipun berlubang di sisi yang sama: bek tengah. Milan, yang telah mengemas dua belas poin dari lima laga terakhir (termasuk menang atas Juventus), menurunkan formasi 4-3-3 dengan susunan pemain ideal mereka. Lini depan diisi oleh trio Suso, Carlos Bacca, dan M’Baye Niang, yang telah menyumbang total 13 gol untuk Il Diavolo Rosso musim ini. Giacomo Bonaventura, tulang punggung lini tengah Milan musim ini, melapisi lini tengah bersama Manuel Locatelli dan Juraj Kucka.

Namun, lini belakang mereka sedikit terganggu setelah absennya bek tengah Alessio Romagnoli karena cedera yang ia dapatkan saat membela tim nasional Italia kontra Jerman pekan silam. Pelatih Vincenzo Montella pun memilih bek Paraguay Gustavo Gomez, yang terakhir masuk starting line-up saat Milan mengalahkan Pescara akhir bulan Oktober silam, untuk menggantikan Romagnoli.

Di sisi lain, Inter yang tengah diguncang badai transisi dari pemecatan Frank de Boer awal bulan ini telah menemukan sosok nahkoda baru di ruang ganti dengan ditunjuknya Pioli. Setelah kalah dari Sampdoria di liga pada laga terakhir de Boer, skuat dipegang sementara oleh pelatih tim muda Stefano Vecchi, yang memimpin tim saat dikalahkan oleh Southampton di Europea League dan menghancurkan juru kunci liga Crotone tiga gol tanpa balas jelang masa rehat internasional.

Mengabaikan 4-3-3 ala de Boer, Pioli menurunkan formasi 4-2-3-1, mencadangkan Ever Banega dan memilih duet Marcelo Brozovic-Kondogbia untuk menyokong trio Antonio Candreva, Joao Mario, dan Ivan Perisic, membiarkan Mauro Icardi sebagai ujung tombak di depan. Seperti halnya sang lawan, lubang di posisi bek tengah yang biasa ditempati Andrea Ranocchia terpaksa ditambal dengan menurunkan Gary Medel, yang baru saja kembali dari larangan bermain tiga laga setelah menyikut pemain Atalanta Jasmin Kurtic akhir bulan lalu.

Derby edisi ke-165 ini dimulai dengan dibentangkannya spanduk raksasa oleh ultras Milan, ditujukan kepada bos besar Rossoneri Silvio Berlusconi yang dikabarkan semakin hampir melego klub yang ia miliki selama tiga puluh tahun itu kepada sekelompok investor Cina.

Permulaan laga, walau bagaimanapun, tak berpihak pada para suporter pembentang spanduk itu. Kelincahan Perisic, bekerjasama dengan Kondogbia, membuat kiper muda Gianluigi Donnarumma bekerja keras selama setengah jam pertama. Sundulan bertenaga Kondogbia pada menit ke-24, dibantu oleh umpan silang Danilo D’Ambrosio, membuat sisi San Siro berdebar-debar sementara sisi Meazza nyaris melonjak girang.
Sisi San Siro justru menjadi yang pertama melonjak girang setelah tembakan bertenaga

Suso berhasil menjebol sisi kiri gawang Samir Handanovic di menit ke-40, memanfaatkan orkestra serangan balik yang dikomandani Bonaventura.

Delapan menit setelah kembali dari turun minum, Inter menyamakan kedudukan lewat tembakan kaki kanan Candreva ke sisi kiri jauh gawang Donnarumma. Perayaan tak berlangsung lama buat Inter, karena lima menit kemudian Suso mencetak gol keduanya setelah menerima umpan dari Bacca dan melewati dua bek mereka.

Pioli merespon dengan menyeimbangkan kembali lini belakang dan tengah dengan berturut-turut menarik keluar Cristian Ansaldi dan Marcelo Brozovic dengan Yuto Nagatomo dan Stevan Jovetic, dalam upaya untuk menembus celah pertahanan Milan. Montella justru mengorganisir kembali penyerangannya dengan menarik Bacca, yang digantikan oleh Matias Fernandez di menit ke-71, disusul Niang yang digantikan Gianluca Lapadula dan Bonaventura yang digantikan Mario Pasalic pada sepuluh menit terakhir.

Barisan pertahanan Milan mulai terlihat rapuh pada sepuluh menit terakhir, sementara Inter mulai tampak frustrasi untuk mencari celah, terutama dari sisi kiri yang dijaga rapat Ignazio Abate. Namun, dari sisi itu pulalah akhirnya gol penyelamat Inter lahir di waktu tambahan: memanfaatkan kegagalan para pemain Milan menyisir bola dari sepak pojok, Perisic tak ambil resiko untuk menggerakkan kaki kirinya untuk menjebol gawang Donnarumma, mencatatkan gol keempatnya di liga musim ini.

Keberhasilan Inter mengemas satu poin dari Derby della Madonnina kali ini tercatat adalah yang pertama kali sejak Roberto Mancini memimpin Geoffrey Kondogbia dkk menang tipis 1-0 kontra Milan asuhan Sinisa Mihajlovic pada bulan September 2015 silam.

Terpaksa berbagi satu poin, Milan yang bermain sebagai tuan rumah masih berada di peringkat ketiga dengan 26 poin dari 13 pertandingan, menyia-nyiakan kesempatan untuk mengudeta Roma yang kalah dari Atalanta dari peringkat kedua. Dari jumlah pertandingan yang sama, Inter masih tersendat di luar zona Eropa, terpaku di peringkat kesembilan dengan 18 poin. Jarak kedua tim Milano ini dari Juventus sang capolista juga tak berubah banyak: Milan berselisih sembilan poin, sedangkan Inter berbeda lima belas poin.

Namun bagi Pioli, berhasil selamat dari pertandingan perdana memang patut dirayakan dengan berlari masuk ke lapangan selepas sepakan kaki kiri Perisic itu. “Saya sangat bergairah dalam bekerja,” ujar sang allenatore pada konferensi pers usai laga. “Saya berusaha untuk memberikan segalanya, dan saya juga mengharapkan pemain saya untuk melakukan hal yang sama.”

Yang pasti, jalan masih panjang bagi kedua tim. Bianconeri akan bertandang ke Israel untuk lanjutan fase grup Europea League kontra Be’er Sheva sebelum menghadapi dua pertandingan kelas berat kontra Fiorentina dan Napoli, sedangkan Milan yang tak dipusingkan oleh laga internasional bakal berhadapan dengan dua tim papan bawah Empoli dan Crotone sebelum juga bertarung melawan sesama penghuni zona Eropa, Roma dan Atalanta, sebelum rehat Natal tiba.

Pertama kali tayang di Super Soccer Indonesia pada November 2016. 

No comments:

Post a Comment