30 November 2016

Mampukah Arsenal menjaga semua pintu terbuka?

Selama dua puluh tahun menukangi Arsenal, Arsene Wenger terkenal sebagai seorang pelatih yang berhati-hati, taktis, dan penuh perhitungan. Bukan tanpa sebab lelaki Perancis ini diberi gelar Sang Profesor oleh kawan maupun lawan. Ibarat seorang profesor betulan, pemenang tiga kali Liga Premier ini selalu berusaha untuk meramu taktik agar dapat memaksimalkan timnya di semua ajang, baik itu di liga domestik, Liga Champions, Piala FA, maupun turnamen lainnya. Dalam kata lain, Profesor Wenger bakal selalu menjaga agar semua pintu menuju kejayaan tetap terbuka, dengan taktik yang sesuai dan strategi yang matang.

Pekan ini, pasukan asuhannya akan diuji untuk menjaga satu pintu tetap terbuka: Piala EFL. Pasukan merah dari London ini bakal menjamu Southampton di perempat final turnamen yang dahulunya dikenal dengan nama Piala Liga tersebut di Emirates Stadium pada Kamis (1/12) dini hari.

Arsenal saat ini duduk di peringkat keempat Liga Premier, berselisih ketat tiga angka dengan pemuncak liga Chelsea, dan telah memastikan diri lolos ke babak gugur Liga Champions sebagai peringkat kedua Grup A di belakang PSG. Suasana tim tengah kondusif setelah meraih kemenangan perdana pekan silam atas Bournemouth, setelah tiga kali berturut-turut terpaksa berbagi satu poin dengan lawan.

Sebagai salah satu pesaing juara, dapat diperkirakan Wenger akan mengistirahatkan beberapa pemain kunci. Patut dicatat bahwa Arsenal akan menghadapi tantangan serius di akhir pekan melawan West Ham United, yang baru saja menahan imbang Manchester United, disusul laga pamungkas fase grup Liga Champions kontra FC Basel beberapa hari kemudian.
Memainkan 4-2-3-1 klasiknya, yang telah membuahkan delapan kemenangan dan 28 gol sejauh ini, Wenger diperkirakan akan mengistirahatkan kiper utama Petr Cech dan menurunkan Emiliano Martinez, penjaga gawang muda asal Argentina yang diturunkan di partai Piala EFL terakhir kontra Reading.

Bek kanan Hector Bellerin dilaporkan masih dalam tahap pemulihan dari cedera pergelangan kaki. Dengan Mathieu Debuchy juga tak tersedia setelah hanya tampil 16 menit saat melawan Bournemouth, Carl Jenkinson akan mengambil posisi tersebut. Seperti Martinez, bek Inggris ini juga diturunkan 90 menit melawan Reading, tapi baru mengumpulkan total satu penampilan di liga dan dua di Liga Champions sejauh ini. Selain itu, duet garda tengah Shkodran Mustafi dan Laurent Koscielny akan digantikan oleh bek muda Rob Holding dan Gabriel Paulista. Di sisi kiri, Nacho Monreal akan menyaksikan deputinya, Kieran Gibbs, bermain.

Di lini tengah, Francis Coquelin akan diduetkan dengan Aaron Ramsey alih-alih Granit Xhaka: patut dimaklumi karena peran vital Xhaka sebagai pelindung lini belakang musim ini. Bagi Ramsey sendiri, pertandingan ini dapat jadi menjadi debutnya di Piala EFL musim ini. Tetapi, terdapat pula potensi Mohammed Elneny yang akan dimainkan, terutama setelah gelandang asal Mesir ini bermain cukup baik dua babak melawan Bournemouth, ditambah jam bermainnya yang cukup minim musim ini (507 menit). Trio Theo Walcott-Mesut Oezil-Alex Iwobi diperkirakan hanya akan menyisakan Oezil saja sebagai pengatur serangan, disusul pulihnya Lucas Perez yang dapat berperan di posisi Walcott sementara Oxlade-Chamberlain mengambil alih tugas Iwobi di sisi lain.

Terakhir, untuk penyerang, Wenger akan mencadangkan bomber Alexis Sanchez, yang sejauh ini menjadi pencetak gol terbanyak tim dengan delapan gol. Penggantinya tentu saja Olivier Giroud, pemain yang berperan krusial memastikan kelolosan Arsenal ke Liga Champions pekan silam.

Di sisi lain, tim tamu diperkirakan juga akan membawa beban yang lebih berat daripada tuan rumah. Pasukan asuhan Claude Puel itu saat ini tertahan di peringkat kesepuluh liga, dan hanya menang tipis 1-0 atas Sunderland di putaran Piala EFL sebelumnya. Tak seperti sang lawan, The Saints masih belum memastikan kelolosan ke putaran gugur Liga Europa: pekan depan, rival berat Portsmouth ini harus dapat menang atau menahan seri tanpa gol klub Israel Hapoel Be’er Sheva untuk melanjutkan petualangan mereka di Eropa, menyusul pemuncak klasemen Grup K Sparta Prague.

Untuk mengakomodasi Arsenal, Puel diperkirakan akan memainkan 4-3-3 alih-alih skema umum mereka 4-1-2-1-2. Dengan cederanya Dusan Tadic dan tak pastinya status Steven Davis, mereka terpaksa merapatkan lini tengah di bawah pimpinan Pierre-Emile Højbjerg dan Oriol Romeu, sembari mengandalkan daya ledak penyerang tengah Charlie Austin yang telah menyarangkan enam gol secara keseluruhan musim ini.

Southampton juga tak banyak terbantu oleh fakta bahwa mereka hanya mampu memenangkan satu dari sembilan pertandingan tandang di seluruh kompetisi musim ini, dan bahkan tak mampu mencetak satu gol pun dalam lima pertandingan. Arsenal, sebaliknya, justru memiliki rekor yang superior: mereka tak pernah kalah lagi di kandang sejak takluk 3-4 dari Liverpool di partai pembuka musim, pertengahan Agustus lalu.

Pada pertemuan terakhir kedua tim di Emirates bulan September silam, Arsenal mengalahkan Southampton dengan skor 2-1 pada pertandingan yang menampilkan gol bunuh diri Cech dan sepakan penyelamat Santi Cazorla. Uniknya, Southampton memenangkan tiga dari enam pertemuan terakhir, paling anyar pada Desember 2015 saat sepasang gol Shane Long membantu menghancurkan Arsenal 4-0 di St Mary’s Stadium.

Dengan persaingan yang ketat di liga dan sepak terjang di Eropa yang secara historis tak dapat ditebak, bersama Piala FA turnamen ini dapat dikatakan salah satu sumber piala yang masih dapat mereka harapkan. The Gooners terakhir kali memenangkan turnamen seperempat abad silam pada musim 1992-93 di bawah pimpinan George Graham, kala mereka mengalahkan Sheffield Wednesday dengan skor 3-1 di Stadion Wembley yang masih memiliki menara kembar.

Wenger sendiri belum pernah menjunjung Trofi Alan Hardaker sepanjang karirnya di tanah Inggris: kiprah terbaiknya adalah empat kali tunduk di semifinal sebelum melaju ke partai puncak di musim 2010-11, hanya untuk dibungkam oleh gol telat Obafemi Martins untuk Birmingham City. Musim lalu, Alex Oxlade-Chamberlain dkk malah ditaklukkan Sheffield Wednesday tiga gol tanpa balas di kandang lawan, seiring dengan menghebatnya badai cedera di ruang ganti.

Secara historis, sang tamu juga tak punya sejarah mentereng di turnamen ini. The Saints terakhir kali masuk perempatfinal dua musim lalu, dan tak pernah lagi mencapai partai puncak sejak kalah dari Nottingham Forest asuhan Brian Clough pada tahun 1979.

Pertama kali tayang di Super Soccer Indonesia.

No comments:

Post a Comment