Sejak Juventus menjadi klub Italia pertama yang memiliki kandang sendiri, Derby della Mole tak lagi dimainkan di bawah satu atap seperti halnya derbi Milan atau della Capitale. Stadio Olimpico di Torino, tempat mereka bermain dari zaman sebelum Perang Dunia Kedua hingga awal 1990-an, kini dikuasai oleh Torino, rival sekota mereka dan rekan berbagi lapangan selama lebih tiga dekade dan dua periode berbeda. Pada Minggu (11/12) malam, pasukan Massimiliano Allegri ini akan “pulang” sebagai tim tamu, menghadapi tantangan Il Granata di pertandingan lanjutan Serie A.
Sebagai pemuncak klasemen, Juventus jelas difavoritkan untuk memenangkan pertemuan kali ini. Bianconeri akan tiba di Olimpico dengan motivasi ekstra setelah mengalahkan Dinamo Zagreb di partai terakhir fase grup Liga Champions, mengunci posisi mereka sebagai juara grup. Di tanah sendiri, mereka juga berjarak empat poin dari pesaing terdekat, Roma dan Milan. Kebijakan rotasi pemain yang efektif dari allenatore Allegri memastikan bahwa Juventus akan tampil dengan kekuatan penuh untuk cepat-cepat mengamankan scudetto musim ini, kali keenam berturut-turut sejak 2010.
Sementara itu, tuan rumah sedang berada dalam posisi yang kurang menguntungkan. Empat pertandingan tak terkalahkan Il Toro terputus pekan lalu, saat terpaksa tunduk dua gol tanpa balas dari Sampdoria di Luigi Ferraris. Pelatih Sinisa Mihajlovic, di musim pertamanya bersama Torino, tentu saja tak ingin mengecewakan para suporter akan janjinya untuk membawa angin perubahan ke ruang ganti. Untuk mengamankan jatah tiket ke Eropa musim depan, mereka harus sekuat tenaga bersaing dengan Napoli dan Fiorentina, yang pekan lalu sama-sama menangguk kemenangan.
Juventus diperkirakan akan menurunkan formasi 3-5-2, taktik yang sejauh ini bekerja dengan baik sesuai dengan rencana Allegri. Absennya Andrea Barzagli dan Leonardo Bonucci di lini belakang tak akan jadi masalah besar bagi sang capolista, terutama setelah performa apik Daniele Rugani di Zagreb beberapa hari yang lalu menunjukkan bahwa bek muda anggota tim nasional Italia ini dapat dipercaya untuk menahan gempuran serangan Torino. Kehadiran Benatia, yang kerap digilirkan dengan Bonucci sebagai bek tengah, memastikan pertahanan Sang Nyonya Tua yang sampai hari ini masih mencatat rekor terbaik di liga dengan hanya kebobolan 13 gol, berada di kaki dan tangan yang aman.
Dari lima gelandang yang dimainkan Allegri kontra Zagreb, tiga diperkirakan akan diparkir: Kwadwo Asamoah, Mario Lemina, dan Juan Cuadrado. Lemina, yang tampil apik saat dipercaya mengatur tempo permainan, akan digantikan oleh Sami Khedira. Stephan Lichtsteiner dan Alex Sandro, yang bermain sembilan puluh menit melawan Atalanta pekan silam, akan kembali diturunkan. Di pos penyerang, meskipun Paulo Dybala diperkirakan akan siap untuk bermain, namun Allegri dikabarkan akan menaruh kepercayaan pada duet Gonzalo Higuain dan Mario Mandzukic, yang telah mencetak sebelas dari 32 gol Juventus sejauh ini.
Torino juga diperkirakan akan menurunkan skuat terbaiknya, dengan seluruh tim utama akan cukup bugar untuk menghadapi lawatan sang tetangga. Untuk mengisi formasi 4-3-3 ala Mihajlovic, sang allenatore akan menghadapi pilihan yang cukup berimbang antara Davide Zappacosta atau Lorenzo De Silvestri sebagai bek kanan. Zappacosta, yang sejauh ini memiliki persentase umpan sukses lebih tinggi (83.7%) ketimbang De Silvestri (73.9%) difavoritkan untuk kembali mengisi sayap kanan, meski De Silvestri mencatat assist terbanyak di antara pemain Torino lain (4), terutama setelah peran krusialnya menyusun ulang pertahanan gawang Joe Hart kala melawat Sampdoria pekan lalu.
Di lini tengah Il Toro, gelandang veteran Mirko Valdifiori akan bahu-membahu bersama sayap Daniele Baselli dan Marco Benassi untuk memproduksi peluang-peluang maut ke lini depan, yang musim ini menjelma menjadi salah satu ciri khas utama skuat Mihajlovic. Dipimpin talenta muda dan pencetak gol terbanyak Andrea Belotti (10 gol), trio yang diperkuat Iago Falque (7 gol) dan Adem Ljajic (5 gol) ini akan menjadi momok utama lini pertahanan Juventus. Belotti, yang baru saja menandatangani perpanjangan kontrak, tentu saja akan mencari-cari peluang untuk menegaskan reputasinya sebagai harapan baru buat Gli Azzurri: musim lalu, tendangan penaltinya mengakhiri rekor tak kebobolan di kandang milik legenda Juventus Gianluigi Buffon. Sepuluh gol yang dicetaknya sejauh ini hampir menyamai total golnya musim lalu (12), dan tak ada tanda-tanda ia akan berhenti.
Meskipun begitu, tak dapat dibantah bahwa statistik tak begitu memihak pada sang tuan rumah. Juventus telah memenangi 10 dari 11 pertandingan terakhir atas Torino dalam seluruh kompetisi, dan Torino hanya dapat memenangkan satu dari 20 Derby della Mole terakhir di Serie A. Pertemuan terakhir mereka pada Maret awal tahun ini, juga di Olimpico, berakhir dengan kemenangan telak 1-4 Sang Nyonya Tua, diwarnai dua gol dari Alvaro Morata.
Uniknya, kemenangan terakhir Torino atas Juventus, yaitu pada bulan April 2015 yang berakhir dengan skor 2-1 untuk tuan rumah di Olimpico, dicetak oleh tim asuhan Giampiero Ventura yang memainkan 3-5-2 melawan pasukan Allegri yang bermain dengan 4-3-1-2. Pencetak gol kemenangan Il Toro, tak lain dan tak bukan adalah Fabio Quagliarella, eks Juventus.
Rekor kandang dan tandang juga akan berperan penting di sini. Torino dapat berharap pada tuah Olimpico, stadion yang mereka bagi kepemilikannya bersama dengan Juventus dari tahun 1958 hingga 1990 dan kedua kalinya dari 2006 hingga 2011. Il Toro tak terkalahkan di stadion berkapasitas tiga puluh ribu orang itu musim ini, mencatatkan rekor lima kemenangan dan tiga imbang, termasuk menghancurkan Roma 3-1 pada akhir September silam dan mengalahkan Fiorentina 2-1 pada awal Oktober. Di sisi lain, Juventus mengoleksi tiga kekalahan dari enam pertandingan tandang terakhirnya di liga: kekalahan memalukan 3-1 dari Genoa di Luigi Ferraris pada akhir November silam tentu saja masih segar dalam ingatan.
Pada akhirnya, lini serang akan jadi fokus utama derby kali ini. Juventus boleh dibilang memiliki kolektivitas penyerangan terbaik di Serie A musim ini, dengan tujuh pemain berbeda telah mencetak lebih dari dua gol. Tetapi, barisan bomber muda Torino telah mencetak paling tidak lima gol, menjadikan mereka sebagai salah satu barisan penyerangan paling produktif di Eropa. Menarik untuk melihat bagaimana Belotti dan Higuain akan berjibaku menembus barisan pertahanan sang lawan untuk memastikan kemenangan tim masing-masing.
Meskipun begitu, sisi putih dan hitam diperkirakan masih akan pulang ke sisi lain kota Turin, melewati menara museum Mole Antonelliana yang tinggi menjulang dan menjadi asal nama salah satu rivalitas tertua sepak bola Italia itu, dengan tiga poin tergenggam di tangan.
Pertama kali tayang di Super Soccer Indonesia.
No comments:
Post a Comment