09 July 2017

Balada David Beckham dan waralaba bola di Miami

Di tengah derasnya masuk aliran dolar Amerika ke Liga Primer Inggris, dunia sepak bola Negeri Paman Sam itu justru disambangi orang Inggris tulen dengan gaya rambut man bun dan kaki-kaki lincah bak kilat: David Beckham.

Pada awal bulan Juni 2017 lalu, Dewan Kota Miami-Dade County telah menyetujui penjualan tiga acre tanah milik pemerintah kota kepada sekumpulan investor yang diwakili oleh Beckham. Tanah ini akan melengkapi rancangan tapak sebuah stadion sepak bola baru di kota terbesar di negara bagian Florida ini, sekaligus mempermulus langkah Beckham untuk mendirikan tim sepak bola profesional pertama di Miami.

Sebelum bertanya-tanya bagaimana Beckham dapat berubah dari gelandang-separuh-selebritis menjadi Silvio Berlusconi baru di belantara Florida, maka kita harus pertama-tama melihat klausul kontrak yang ia tandatangani dengan Los Angeles Galaxy pada 2007. Seperti yang dilansir oleh The Guardian, Beckham menyetujui klausul yang memberikannya hak untuk memulai sebuah tim waralaba Major League Soccer dengan tanda harga 25 juta dolar.

Enam tahun kemudian, Beckham memilih Miami sebagai tempatnya membangun sebuah tim baru dari nol. Ia menggandeng Simon Fuller, rekan bisnisnya yang juga pencipta waralaba American Idol, untuk mewujudkan sebuah tim profesional di wilayah metropolitan yang juga mencakup Fort Lauderdale dan West Palm Beach dengan total penduduk enam juta orang ini.

Langkah Beckham (yang dengan unik dinamakan Miami Beckham United) adalah pertama-tama membuka konsultasi dengan MLS, liga sepak bola profesional Amerika Utara. Seiring dengan langkah MLS untuk memperbesar jumlah tim dari 20 menjadi 24 pada 2020, Beckham mencapai kesepakatan dengan komisioner liga Don Garber untuk mengunci pendirian sebuah tim ekspansi pada Februari 2014.

“Siapa yang tak ingin bermain dan tinggal di Miami?” tanya Beckham retoris dalam sebuah jumpa pers. “Saya tahu kota ini telah siap untuk sepak bola (profesional).”

Beckham tak salah dengan pernyataannya yang terakhir. Seperti halnya kota-kota besar di Amerika, Miami adalah kota yang haus akan olahraga. Miami Heat, kala masih diperkuat LeBron James, adalah salah satu tim besar NBA. Miami Marlins dulunya bernama Florida Marlins dan cukup diperhitungkan di MLB. Jangan pula lupakan Miami Dolphins di NFL. Yang kurang benar-benar hanyalah tim sepak bola profesional, dan tak ada yang lebih layak untuk menjalankannya di Miami selain salah satu gelandang terbaik yang pernah dihasilkan oleh tanah Inggris.

Miami adalah wilayah metropolitan keenam terbesar di Amerika Serikat, dengan populasi muda-mudi. Tak kurang pula faktor besarnya populasi kaum Hispanik Amerika, salah satu demografi terbesar penonton sepak bola di benua ini, meyakinkan MLS akan perlunya sebuah tim di pantai selatan Florida.

Proses negosiasi yang alot terjadi antara Beckham dan pemerintah setempat, terutama dalam membangun stadion baru. Salah satu syarat untuk mendapatkan tim MLS baru adalah memiliki stadion sendiri, persyaratan yang menghalang banyak kota kandidat lain seperti Detroit, Nashville, dan Pheonix. Banyak stadion olahraga di Amerika Serikat yang pembangunannya menuai kontroversi karena didanai oleh anggaran pemerintah lokal maupun negara bagian (yang secara langsung merupakan dari para pembayar pajak) untuk sekelompok investor.

Pemerintah Miami sendiri memiliki pengalaman buruk dengan pembangunan fasilitas olahraga baru: mereka membangun dan memiliki American Airlines Arena, kandang Heat, dan masih terpaksa menyubsidinya dengan uang publik. Namun, Beckham dan grup investornya berhasil mengamankan kesepakatan setelah tarik-ulur kepentingan dengan pemerintah lokal Miami, terutama setelah memastikan tak ada sepeser pun uang pembayar pajak akan keluar untuk membangun stadion baru ini.

Stadion baru tim yang masih tak bernama ini akan berkapasitas 25,000 orang dan dibangun di tepi Sungai Miami. Henry Grabar dari Slate memujinya sebagai “kesepakatan pembangunan stadion terbaik di Amerika”, terutama karena pilihan grup investor itu untuk tidak membangun gedung parkir dan alih-alih mengoptimalkan transportasi publik. Pemilihan tempat di pusat kota Miami juga dinilai tepat karena booming populasi dan ekonomi yang dalam lima tahun terakhir di wilayah tersebut.

Berkat pada klausul pada kontrak lamanya bersama Galaxy, Beckham hanya harus membayar 25 juta dolar expansion fee pada operator liga, ketimbang nominal sekitar 150 juta dolar yang harus dibayarkan peminat-peminat lain.

“Ini adalah proyek yang amat pribadi bagi saya,” ujar Beckham pada kesempatan lain. Ia telah berencana untuk mendatangkan pelatih top kelas dunia, pemain-pemain berpengalaman dengan bumbu Eropa dan sebuah akademi usia dini. “Saya ingin membangunnya seperti tim saya sendiri.”

No comments:

Post a Comment