13 September 2013

Seni, selera, Cherybelle

Saya sering kebingungan melihat orang-orang berdebat mengenai musik favorit mereka.

Pernah, di suatu Subuh buta, sudah ada dua orang, sebut saja A dan B. Si A ini fans berat Cherrybelle, dan si B adalah pendukung garis keras JKT48.

B: "Eh, selera lo enggak banget, suka Ceribel yang jiplakan SNSD itu! Alay!"
A: "Daripada kalian, sok keJepang-Jepangan. Pakai tim reserve segala. Wota girlband norak!"
B: "Jaga mulut lu ya! JKT48 itu bukan girlband, tapi idol group. Lu tau, blah blah blah..."
A: "Alaaah, banyak omong lo. Wota keringetan!"
B: "Dasar fan Ceribel alay tukang jiplak!"
A: "Lo norak!"
B: "Lo plagiat!"

Gitu terus sampai kiamat.

Bagaimana Anda bisa menentukan seorang pemusik itu yang terbaik?

Bagi saya, seni itu relatif.

Musik didesain untuk menghibur, dan sangat tergantung atas respon di telinga para pendengarnya.

Atas dasar apa The Beatles disebut sebagai band terbaik sepanjang masa? Semua penggemar Coldplay pasti akan menyebut lagu-lagu Chris Martin cs sebagai yang terbaik. Seluruh penggemar Metallica pasti akan merespon keras jika para pengagum Nirvana petantang-petenteng keliling London dan mengklaim mereka sebagai band terbaik dunia.

Musik didesain untuk menghibur, tetapi dapat berubah menjadi kekacauan di tangan mereka yang mengkultuskannya.

No comments:

Post a Comment